Rabu, 15 April 2009

Membuka Tabir (Lukas 2:25-35)

Maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan, dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama. —Yesaya 40:5

Rumah itu tampak kacau—perabotan berserakan, catnya sudah pudar, dan penerangannya remang-remang. Beragam barang ditumpuk memadati ruangan. Pemilik rumah itu mencoba untuk melakukan sejumlah perbaikan, tetapi rumah itu tetap berantakan.

Lalu acara "Bedah Rumah" di televisi pun dimulai. Setelah mewawancarai pemilik rumah, desainer menggambar suatu rencana yang bertujuan memaksimalkan potensi ruangan di rumah itu. Produser acara memberikan nuansa ketegangan dengan menciptakan suatu saat yang disebut "membuka tabir". Para penonton menyaksikan perbaikan rumah itu, dan sama-sama terpana seperti si pemilik rumah ketika mereka melihat rumah yang baru.

Dari waktu ke waktu, dunia menjadi seperti rumah yang terabaikan. Orang-orang memasukkan banyak hal yang sebenarnya tidak perlu. Mereka mengatur segala prioritas sedemikian rupa sehingga mengabaikan potensinya. Hidup menjadi membosankan, padat, dan tidak efektif. Proyek-proyek pengembangan pribadi hanya menawarkan sedikit harapan.

Alkitab adalah rencana Allah yang menunjukkan cara terbaik untuk hidup. Allah menciptakan ketegangan di Perjanjian Lama. Lalu, pada saat yang ditentukan, terjadilah saat pembukaan tabir terbesar, yaitu kedatangan Yesus! Ketika memandang-Nya, Simeon berseru, "Mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu . . . , yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu Israel" (Luk. 2:30-32).

Kita menjadi bagian dari "pembukaan tabir" terbesar dari Allah, ketika kita mengikuti rencana dan teladan Kristus.

Reference:
http://www.rbcintl.org/odb/id-odbtxt.php?date_id=20090701&lang=id